Indonesia memiliki banyak sekali wisata alam yang kurang ter-ekspos. Jangankan di luar pulau Jawa, di Pulau Jawa pun masih banyak sekali wisata alam yang indah tetapi belum banyak orang yang tahu keberadaanya. Salah satunya adalah salah satu wisata alam yang ada di daerah Jawa Barat, yaitu Kawah Putih. Pada bulan Oktober 2013, ketika saya dan Rezki, seorang teman saya menjalani magang kerja di Bandung, kami berkesempatan untuk berkunjung ke Wana Wisata ini. Awalnya saya hanya iseng mencari informasi tempat wisata via internet, kemudian saya menemukan info dan tertarik mengunjungi Kawah Putih. Dengan bermodal nekat, saya dan teman saya yang notabene adalah pendatang baru di Kota Bandung akhirnya memutuskan untuk mengunjungi kawah yang super eksotis ini. Kami mengunjungi Kawah Putih dengan sepeda motor. Kira-kira sekitar 2,5 jam dari daerah Jalan Soekarno hatta Bandung menuju Kawah ini. Kawah putih merupakan salah satu tempat wisata yang sangat eksotis di daerah kota Bandung bagian selatan. Kawah Putih merupakan sebuah danau kawah dari Gunung Patuha yang terletak di daerah selatan kota bandung, dengan waktu tempuh 2,5 jam perjalanan dari pusat kota atau 35 kilometer dari ibukota Kabupaten Bandung, Soreang. Kawah ini memiliki suhu antara 8-22 derajat. Di kompleks kawah putih terdapat dua kawah yaitu Kawah Saat (Saat dalam bahasa sunda berarti Surut) berada di bagian barat dan Kawah Putih yang berada di bawahnya pada ketinggian 2.194 meter.
Untuk menuju ke Kawah Putih, kita dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jika menggunakan kendaraan pribadi kita harus berhati-hati, karena ketika sudah mulai menaiki pegunungan, jalan akan naik turun dan berkelok-kelok, sehingga membutuhkan skill dan konsentrasi ekstra. Jika menggunakan kendaraan umum, kita dapat menaiki angkot, minibus, atau colt yang menuju terminal ciwidey, kemudian dari terminal ciwidey kita menggunakan angkot tujuan Situ Patengang. Gerbang Kawah Putih terletak di sebelah kiri jalan, jadi jangan lupa minta kepada pak sopir agar diturunkan di depan pintu Kawah Putih.
Sebagai salah satu wisata alam, Kawah putih tergolong tempat wisata alam yang rapi dan terkelola dengan cukup baik. Ketika memasuki parking dan tiket area, kita bisa melihat deretan penjual makanan dan penjual oleh-oleh dari mulai makanan hingga barang-barang. Fasilitas di kawah putih cukup lengkap, ada musholla, juga toilet yang lumayan bersih. Untuk space tempat parkir motor memang kurang rapi dan tidak beratap, tetapi di sana terdapat tempat penitipan helm untuk menunjang keamanan. Penitipan helm diberi tarif Rp 5000,- per 2 helm. Untuk pembayaran parkir, akan disatukan dengan pembayaran tiket masuk di loket resmi kawah putih. Tiket Kawah Putih dihargai sekitar Rp 30.000,-/orang, sudah termasuk harga tiket kendaraan khusus untuk mengunjungi kawah (PP).
Untuk menuju daerah Kawah, pengunjung yang tidak menggunakan mobil pribadi akan difasilitasi dengan alat transportasi yang yang dibebankan sepaket dengan tiket masuk, karena bus dan sepeda motor hanya boleh parkir di pintu utama. Alat transportasi itu disebut Ontang-anting yang dalam bahasa sunda berarti mondar-mandir. Ontang-anting adalah kendaraan angkot yang disulap menjadi angkot yang tidak berjendela, sehingga ketika diperjalanan menuju pintu kawah, penumpang akan merasakan semilir angin pegunungan yang sejuk. Ketika menaiki ontang-anting ini banyak orang yang berteriak antara kegirangan dan takut, karena kebanyakan sopir ontang-anting kebut-kebutan di jalanan yang naik turun dan berkelok-kelok hingga rasanya seperti naik jet coaster yang cukup menegangkan, tetapi sangat menyenangkan.
Setelah sampai di pintu kawah, bau belerang yang sangat menyengat mulai menggelitik hidung sehingga mengganggu pernafasan kita. Untuk mengurangi ketidaknyamanan itu, setiap pengunjung diwajibkan menggunakan slayer atau masker ketika berada di kawasan kawah. Pengunjung yang tidak membawa masker dapat membelinya di sekitar pintu kawah dengan harga sekitar Rp 5000,- per-masker.
Untuk fasilitas di daerah kawah pun cukup lengkap. Dari mulai mushola, toilet, medical center, dan tempat parkir mobil pribadi, serta tempat beristirahat ada di satu kompleks sebelum pintu masuk ke kawah. Daerah di jalan menuju kawah tergolong bersih dan tersedia tempat sampah di beberapa spot agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan dan kondisi tempat wisata selalu bersih. Setelah memasuki pintu masuk kawah, akan ada space yang digunakan untuk beristirahat, juga ada saung kecapi yang menyuguhkan irama kecapi yang mengalun mengiringi perjalanan para pengunjung.
Untuk menuju ke pusat kawah, pengunjung harus melewati tangga turun sejauh sekitar 200 meter. Di kanan kiri tangga terdapat hutan-hutan yang indah dan cukup terawat. Setelah berjalan kaki beberapa menit, maka pengunjung akan dibuat terpesona dengan keindahan Kawah Putih yang sangat eksotis. Rasanya seperti bukan di Bandung. hehehe… Pengunjung akan dibuat ternganga dengan danau yang berisi air berwarna hijau kebiruan dengan tanah belerang putih dan kuning di sekitar danau. Meskipun bau belerang sangat menyengat ketika di pintu masuk, tetapi semakin mendekati danau, bau belerang sedikit berkurang. Jangan sia-siakan kesempatan untuk mengabadikan foto sebanyak-banyaknya, karena tidak baik terlalu lama di daerah sekitar danau dengan bau belerang yang bisa membuat kita pusing dan mual. Ada banyak sekali spot yang bisa digunakan untuk berfoto.
Setelah puas berkeliling kawah dan berfoto ria, saya dan teman saya memutuskan untuk segera pulang karena hari semakin siang. Kami pun berfoto sebentar di kawasan sebelum pintu masuk kemudian menaiki mobil ontang-anting dan keluar menuju pintu utama. Sesampainya di pintu utama, kami memutuskan untuk membeli oleh-oleh untuk saudara-saudara di rumah. Tetapi sayang sekali uang kami terbatas, padahal kami ingin membeli oleh-oleh juga untuk teman-teman di Kampus dan di Kost-kost an kami di Solo. Setelah berdiskusi, akhirnya kami berdua memutuskan untuk turun ke daerah alun-alun ciwidey demi mencari ATM dan mengambil beberapa uang. Kami turun cukup jauh sampai menemukan ATM. Setelah mengambil uang, kami beristirahat di sebuah masjid di dekat alun-alun ciwidey dan memakan bekal makan siang yang kami siapkan dari rumah di Bandung.
Setelah puas beristirahat, kami memutuskan untuk naik lagi ke Kawah Putih dan mulai berkeliling berbelanja oleh-oleh. Betapa beruntungnya kami karena ada seorang bapak-bapak yang memberi harga yang tergolong murah dibanding penjual yang lainnya. Kami pun membeli banyak sekali oleh-oleh. Beberapa diantaranya yaitu Stik Katumbiri berbagai rasa, Dodol Strawberry, Buah Blueberry, dan manisan strawberry. Rasanya menyenangkan sekali. Dengan tawa dan rasa syukur kami pun pulang ke Bandung.
Beberapa Tips Penting!
– Untuk menghemat pengeluaran, jangan lupa membawa slayer atau masker sendiri ya 😀
– Jangan lupa membawa makanan dan air minum ketika ke daerah kawah, karena penjual makanan sepertinya hanya ada di pintu utama Wana Wisata.
– Jika berniat membeli oleh-oleh, jangan lupa membawa uang yang cukup. Karena ATM terdekat jaraknya beberapa kilometer jauhnya dari kawasan tempat wisata.
– Jangan lupa membawa kamera untuk mengabadikan setiap pesona Kawah Putih 😀
– Sebaiknya tidak membawa orang yang sakit atau bayi ke kawasan kawah, karena bau belerang yang sangat menyengat berbahaya untuk pernafasan.
Sekian cerita dari sayaaa…… ^_^
Suatu hari nanti, ingin rasanya mengajak sanak saudara berwisata ke sini….. Kawah Putih, Danau Eksotis di Selatan Bandung.
One thought on “Kawah Putih, Danau Eksotis di Selatan Bandung”